Jamal dan Ghoromi
Jamal dan Ghoromi |
Aku mendekati laki-laki yang baru tiba di kebun kurma ini, “Kenapa kamu menangis?” tanyanya sambil mengusap kepalaku dengan kasih sayang.
“Siapa tuanmu?” Dia bertanya lagi.
“Akulah pemiliknya ....” Seorang Anshar tiba, lalu menghadap laki-laki di sampingku.
“Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah dengan hewan ternak ini?” Laki-laki itu menghela napas. “Tadi, dia mengadukan bahwa engkau tidak memberinya makan, sehingga dia lapar! Lantas engkau memberinya pekerjaan di luar batas kemampuannya.”
“Siapa tuanmu?” Dia bertanya lagi.
“Akulah pemiliknya ....” Seorang Anshar tiba, lalu menghadap laki-laki di sampingku.
“Tidakkah engkau bertakwa kepada Allah dengan hewan ternak ini?” Laki-laki itu menghela napas. “Tadi, dia mengadukan bahwa engkau tidak memberinya makan, sehingga dia lapar! Lantas engkau memberinya pekerjaan di luar batas kemampuannya.”
Laki-laki Anshar itu pun menangis, bahwa aku juga memiliki perasaan.
***
“Tidak hanya ‘rocker’ yang punya rasa, punya hati, jangan samakan dengan pisau belati! Tapi kami juga!” Celoteh kami melihat manusia sekarang yang seenak dengkulnya.
***
“Tidak hanya ‘rocker’ yang punya rasa, punya hati, jangan samakan dengan pisau belati! Tapi kami juga!” Celoteh kami melihat manusia sekarang yang seenak dengkulnya.
Komentar
Posting Komentar